Jalan Abdullah Syafei Casablanca No.33, Tebet, Jakarta Selatan
( Deket Lapangan ROS )
Jam buka : Setiap Hari jam 10.00 – 23.00
Telp : 021-83793333/8354444
Coto Makassar di sini bisa dinikmati dengan harga Rp 13 ribu. Memang sedikit mahal tapi sepadan dengan kuahnya yang gurih dan mantap dengan potongan daging sapi yang cukup banyak dan empuk. Sebagai pendampingnya, bisa memilih nasi atau semacam lontong. Bila termasuk penggemar iga, bisa memilih tata ribs. Iga plus tulangnya disajikan dengan saus. Harganya tidak banyak berubah, Rp 29 ribu, hanya ukuran dagingnya yang makin menyusut. Bila ingin yang berkuah bisa menyantap konro. Harganya tidak berbeda jauh dengan Tata Ribs. Nah, minuman penyegar seperti es palu butung di sini paling digemari. Campuran potongan pisang dan bubur sunsum disiram dengan sirup, es dan susu kental manis. Harganya sekitar Rp 13 ribu. Adapula es kacang merah yang tak kalah menyegarkan. Sambil menunggu masakan dihidangkan, Anda bisa mencicipi dadar gulung atau otak-otak. Tentu semua sudah tahu iga bakar, konro dan berbagai masakan khas Makassar. Jika di Makassar, saya tidak pernah lupa mampir di Konro Karebosi. Untuk mengobati rindu kota Makassar, di Jakarta salah satu yang terbaik adalag Warung H. Mamink Daeng Tata. Ada beberapa lokasi warung ini, dua di tebet dan saya pernah lihat di sekitar Meruya. Untuk rasa, iga bakar (mereka sebut sebagai Tata Rib) di Mamink Daeng Tata harus diakui “mak nyus” (semogaistilah ini belum dipatenkan oleh pak Bondan). Ukurannya yang besar dan rasanya yang hebat nan mantap, rasanya tidak sebanding dengan harganya yang berkisar Rp. 30 ribuan. Kalau makan di restoran bernuansa internasional, iga bakar seukuran iga Daeng Tata ini saya kira bisa Rp. 100 ribu an. belum lagi kalau dikasih embel-embel impor. Harga murah, rasa hebat, ukuran super plus lokasinya yang tidak jauh dari kantor, praktis membuat Warung H. Mamink Daeng Tata ini menjadi restoran favorit kami sekantor. Selain iga bakar dan coto Makassar, menu favorit saya adalah nasi goreng merah. Setiap kali ke Makassar, saya tidak pernah lupa mencari nasi goreng merah. merahnya dibuat dari pewarna alami (angkak), dan bukan saos tomat yang berasa asam. Jika belum pernah menjajal nasi goreng ala Makassar, cobalah sesekali nasgor merah ala Daeng Tata. Perlu juga dicoba kudapan khas Makassar sebagai pencuci mulut: pisang ijo dan palubutung. Jika berbicara minus, mungkin rasa gerah karena rempah-rempah dan ruangan tidak ber-AC. Tapi itu justru menambah kenikmatan tersendiri. Recommended Dish(es):Tata Rib, Nasi Goreng Merah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar